News Bekasi Reborn. co.id

Aktual, Tajam & Terpercaya

Viral… Kebohongan PSSI Akhirnya Terungkap

3 min read
News Bekasi Reborn. co.id Viral... Kebohongan PSSI Akhirnya Terungkap

newsbekasireborn.co.id || Jakarta – Seorang Psikolog dari University of Massachusetts, Robert Feldman pernah mengatakan bahwa alasan utama seseorang melakukan kebohongan karena untuk menjaga harga dirinya. Orang-orang itu disebut Feldman, berbohong karena merasa harga dirinya telah terancam.

Inilah yang telah menjangkiti tubuh PSSI. Demi menjaga citranya, PSSI berani menyebarkan narasi kebohongan bin menyesatkan. Yang saat ini sedang dimainkan yaitu narasi soal penolakan terhadap Israel merupakan penyebab utama gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Padahal jika ditengok secara urut, proses hingga FIFA ketok palu membatalkan status tuan ruman Indonesia sangat panjang. Sebenarnya terang dan jelas, hanya saja PSSI membumbuinya dengan drama-drama yang menimbulkan bias di tengah masyarakat. PSSI sedang melindungi citranya.

Drama awal tercium saat Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga mengumumkan pembatalan drawing oleh FIFA pada 26 Maret 2023. Entah darimana dan bagaimana bisa Arya ini ujug-ujug memberikan rilis itu. Sebab dari pihak FIFA pun tak ada surat resmi soal pembatalan drawing tersebut.

Bahkan yang lebih anehnya, Arya bilang jika biang penyebab keputusan FIFA itu karena surat dari Gubernur Bali I Wayan Koster. Untuk menambah cita rasa dramanya, dia bicara soal Indonesia bisa terkena sanksi jika mempertahankan sikap menolak kehadiran Israel.

Saya nggak ada masalah soal kekhawatirannya akan sanksi ini, karena mau dilihat dari sudut pandang manapun saya mengamini 1.000 persen kalau sanksi pasti bakal dijatuhkan kalau sebagai penyelenggara kita gagal. Jadi tanpa dielu-elukan oleh Arya pun saya sudah menyadari hal itu.

Lalu karena tak terima dengan pernyataan serampangan Arya itu, Koster membantah. Dia menyebut kalau penolakan itu bukan merupakan sikap personalnya, melainkan sikap dari pemerintah pusat. Tuduhan Arya itu, semakin terlihat ngawur saat saya membaca laporan di majalah tempo.

Dalam laporan utama Majalah Tempo Drama Politik Piala Dunia U-20, diungkapkan jika PSSI diminta pemerintah pusat untuk melobi FIFA terkait sikap terhadap Israel. Saat lobi itu, PSSI meminta pertandingan Israel digelar tanpa atribut kebangsaan negara tersebut. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 3 Tahun 2019.

Arya tidak mungkin tak tahu soal ini. Tapi kenapa pernyataannya berlawanan dengan pemerintah pusat dan malah menyalahkan pihak lain? Bukannya jujur terkait kondisi yang ada, dia malah sengaja menutupi cerita. Malahan membuat statement liar yang menjadi bola panas di masyarakat. Sehingga tokoh-tokoh penolak Israel disalahkan seperti Koster, Ganjar, dan PDIP.

Atas pembatalan drawing itu, semua pihak tentu was-was akan nasib tuan rumah Indonesia. Makanya, Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI pergi ke Doha, Qatar. Katanya sih buat ngelobi FIFA melalui Presiden Gianni Infantino. Tapi itu semua gatot, alias gagal total.

FIFA menolak syarat yang dibawa PSSI hingga kemudian membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Erick Thohir yang bertindak seolah-olah bagaikan pahlawan, berujar kalau dirinya sudah berjuang maksimal. Padahal, itu juga hanya bagian drama berikutnya dari PSSI.

Sebab, lagi-lagi dalam laporan di majalah tempo dituliskan jika sebenarnya keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah itu sudah diambil sebelum Presiden Jokowi berpidato pada Selasa, 28 Maret 2023. Salah satu indikasinya yakni hilangnya lagu resmi Pildun U-20 “Glorious” dari situs FIFA.

Bahkan, sebelum Erick Thohir bertolak ke Qatar, Waketum PSSI, Ratu Tisha Destria telah menemui pejabat FIFA di negara tersebut. Tisha meminta nyanyian lagu kebangsaan serta bendera Israel ditiadakan, dan laga digelar tanpa penonton. Namun FIFA tak menyetujuinya.

FIFA justru disebut menawari Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 yang bakal dilaksanakan di Peru November – Desember mendatang.

Lalu faktanya yakni kepergian Erick Thohir ke Doha, Qatar itu bukan membujuk FIFA agar tetap menggelar Pildun U-20 di Indonesia. Sebab baik FIFA maupun PSSI sudah tahu jika status Indonesia sudah dicabut sebagai tuan rumah. Erick pergi menemui Gianni waktu itu untuk fokus melobi agar Indonesia tak terkena sanksi.

Gayung bersambut, Erick juga disebut-sebut tengah menindaklanjuti tawaran FIFA soal pergantian tuan rumah Piala Dunia U-17 dari Peru, sebab ada hal yang tak memungkinkan terjadi di Peru.

Tapi lagi-lagi PSSI tidak menyampaikan kejujuran kepada publik. Dia terus saja menutupi kebohongan satu dengan kebohongan lain. Sampai memanfaatkan para buzzer dan pemain untuk mendukung drama itu sekaligus menyerang tokoh lain. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 − 10 =